Tewas Dipukuli karena Masuk Rumah Warga di Karawang, Korban Ternyata Penyandang Disabilitas
November 14, 2025
(Doc-Istimewa)
Karawang, bukainnews.id - Seorang remaja penyandang disabilitas mental berinisial RP (15) meninggal dunia setelah menjadi korban pengeroyokan warga di Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang. Keluarga menerima kabar duka tersebut pada Kamis (13/11/2025), ketika korban wafat di RSUD Bayu Asih Purwakarta setelah dalam kondisi koma selama sekitar satu minggu.
Menurut Pekerja Sosial Dinas Sosial Karawang, Asep Riyadi, kejadian tersebut terjadi saat sejumlah warga mendapati korban masuk ke dalam rumah seorang penduduk pada Selasa (5/11/2025) malam. Karena tidak mengetahui kondisi korban sebagai individu dengan disabilitas mental, warga langsung melakukan pengeroyokan.
"Pihak kepolisian waktu itu lalu mengantar korban ke RSUD Karawang karena kondisinya kritis," ujarnya.
"Kabarnya dari hasil CT Scan menunjukkan ada pendarahan di kepala yang membuat R tidak sadar," lanjutnya.
Informasi mengenai kematian korban sebelumnya disampaikan oleh kuasa hukum keluarga, Aris Nurjaman. "Telah meninggal dunia RP, korban pengeroyokan massa di Dusun Ondang 1 RT 006, RW 003, Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang," ucapnya, pada Jumat (14/11/2025).
Kakak angkat korban, Pesta Garlesta, juga membenarkan bahwa ia mendapat kabar langsung dari Polsek Cilamaya terkait insiden tersebut. "Dapat kabar pas hari Rabu kemarin, kejadiannya di hari Selasa. Terus mereka bawa ke rumah sakit jam 4 subuh kondisinya luka di muka paling parah, sama di paha," ujarnya.
Garlesta menjelaskan bahwa korban merupakan yatim piatu sejak bayi dan memang sering pergi tanpa sepengetahuan keluarga. Namun, warga di daerah tempat tinggalnya di Purwakarta sudah memahami kondisinya.
"Kalau di Purwakarta udah tau dia punya kelebihan, jadi kalau masuk rumah orang (warga sekitar) udah pada tau," katanya. Ia menduga korban warga menganiaya karena korban tidak bisa menjawab pertanyaan.
"Dulu pernah kabur ke Karawang diamankan dinsos di rumah singgah. Terus kemarin pas masuk ke rumah orang (warga), mungkin pas warga tanya gak jawab-jawab karena dia kesusahan jawab, akhirnya warga mengeroyoknya dan mengira maling," tambahnya.
Bibi korban, Yana, menuturkan bahwa selama ini korban tidak pernah terlibat masalah apapun. "Iya, memang suka keluar rumah, tapi enggak pernah ada kasus apa-apa (seperti pencurian). Selama ini kalau pergi juga paling dijemput warga yang mengenal dia. Enggak pernah ada tuduhan apapun, baru kali ini sampai seperti ini," ungkapnya.
Peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya untuk tidak main hakim sendiri. Warga harap untuk lebih menjaga emosi dan menyerahkan kasus seperti ini kepada pihak berwenang untuk mencegah terjadinya kasus serupa di kemudian hari. (Red).