Dishub DKI Bahas Kenaikan Tarif Transjakarta, Ini Tanggapan Warga Jakarta dan Sekitarnya
Oktober 18, 2025
(Doc-Istimewa)
Jakarta, bukainnews.id - Wacana kenaikan tarif Transjakarta dari Rp3.500 menjadi Rp5.000 atas usulan Dinas Perhubungan DKI Jakarta bersama manajemen PT Transjakarta memicu beragam tanggapan dari masyarakat. Sejak mulai beroperasi pada tahun 2004, Transjakarta terkenal sebagai moda transportasi yang terjangkau. Karena itulah, banyak pengguna merasa keberatan dengan usulan kenaikan sebesar Rp1.500 tersebut.
Seorang pelajar pengguna rute 1N (Blok M–Tanah Abang) mengaku khawatir jika pemerintah menerapkan tarif baru. Ia menyampaikan pendapatnya setelah mendengar kabar tersebut dari media sosial.
"Tidak setuju, sebab bagi saya yang pelajar dan mengandalkan transportasi ini untuk perjalanan dari rumah ke sekolah, itu sangat mahal bila tarifnya jadi Rp5.000. Menggunakan Transjakarta dari rumah ke sekolah itu jadi pilihan lantaran tarifnya sangat bersahabat dengan pelajar," katanya, di Terminal Blok M, Kamis (16/10/2025).
Menurutnya, meskipun Pemerintah Provinsi DKI telah menyediakan bus sekolah gratis, rute yang tersedia belum menjangkau seluruh kawasan, termasuk jalur Blok M–Tanah Abang yang padat pengguna. Keluhan juga datang dari Yulinda, seorang ibu rumah tangga asal Mampang, Jakarta Selatan. Ia menilai kenaikan tarif akan semakin membebani penumpang yang harus berpindah rute.
"Saya tiap hari pakai bus ini dari rumah ke Duren Tiga untuk berdagang. Tapi kalau mau ke tempat lain yang beda rute, kita harus transit ganti bus beda jalur. Kita harus tap kartu lagi dan bayar lagi. Kalau dua kali tap dengan harga Rp3.500, totalnya sudah Rp7.000. Kalau tarifnya jadi Rp5.000, tentu makin mahal kalau harus melakukan transit," katanya.
Meski demikian, tidak semua warga menolak. Arief, warga Depok pengguna koridor 9 (Pinang Ranti–Pluit), justru mendukung kebijakan tersebut dengan alasan peningkatan fasilitas halte. "Kalau naik segitu, saya setuju karena halte-halte kini sudah mulai bagus revitalisasinya. Yang paling signifikan itu seperti halte Tanjung Duren. Jadi menurut saya Rp5.000 tidak masalah jika sarana halte di revitalisasi ulang," jelasnya.
Usulan kenaikan tarif Transjakarta ini kini tengah dikaji lebih lanjut oleh pihak terkait. Mengingat, perbedaan pandangan antara kelompok pengguna yang menilai tarif lama sudah ideal dan mereka yang melihat peningkatan kualitas layanan sebagai dasar kenaikan harga. (Red).